Selasa, 20 Januari 2015

Manfaat setelah menangis



  1. Membantu penglihatan

    air mata ternyata membantu penglihatan seseorang menjadi lebih baik, cairan yang keluar dari mata dapat mencegah dehidrasi pada memberan mata yg bisa memuat penglihatan menjadi kabur.
  2. Membunuha bakteri
    anda tidak memerlukan obat tetes mata karena cukup air yg berfungsi sebagai anti bakteri alamii, didalam air mata terkandung cairan yg disebut Lisozom yg dapat membunnuh 90% sampai 95% bakteri* yang tertinggal di keyboard komputer, pegangan tangga, bensin, dan mungkin ditempat yg mengandung bakteri, hanya dalam waktu 5 min.
  3. Meningkatkan mood
    seseorang yg menangis bisa menurunkan level dehidrasikarena dengan menangis mood seseorang akan terangkat kembali.
  4. Mengeluarkan racun
    Seorang Frey telah melakukan beberapa study tentang air mata dan menemukan bahwa airmata yg keluar dari hasil menangis karena emosional ternyata mengandung racun, tetapi dengan keluarnya air mata yg beracun itu menandakan bahwa ia membawa racun dari dalam tubuh dan mengeluarkannya lewat mata.

CERPEN

                                                                   SAHABAT

 

Ketika tanpa kusadari semua hal telah berubah, sebenarnya tak cukup kuat dan sanggup bagiku menghadapi kenyataan yang ada. Semua kadangkala kurasa hanya seperti mimpi buruk. Dan kuharap semua berakhir ketika setiap pagi aku terjaga. Ketika aku membuka mata, aku tak ingin menemui bahwa hari-hari tak akan pernah sama seperti dulu. Seperti saat kau selalu bersamaku. Melewati setiap detik dan setiap pergantian menit bersama-sama. Aku merindukanmu tanpa kau tahu. Entah di sana kau merindukan itu semua atau tidak. Aku ingin kembali pada masa-masa itu. Tapi lambat laun aku mengerti, waktu tak akan pernah berjalan mundur. Apapun dan bagaimanapun keadaannya, hidup harus tetap berlanjut.
Setiap genggaman jemari bersamamu adalah hal indah yang tak ingin kulupakan selamanya dalam hidupku kawan. Tiap detik bersamamu menjadi hal berharga yang kupikir tak akan pernah usai. Tapi dalam gelapnya malam aku mulai tersadar bahwa semua hal tak ada yang abadi. Seperti halnya pagi selalu berganti menjadi siang, siang menjadi sore, sore menjadi malam, dan malam menjadi pagi lagi… begitu seterusnya. Pada dasarnya semua berganti seiring waktu berlalu. Tapi itu baru kusadari saat ini, ketika semua telah jauh terlambat. Aku telah berhenti berusaha mewujudkan mimpi-mimpi denganmu.

Samar-samar terdengar lirik lagu “Tak Ada yang Abadi” dari hp ku di tengah keheningan malam. Saat semua telah terlelap dan menari dengan bunga tidur masing-masing. Sementara aku di sini masih saja tak bisa memejamkan mataku sedikitpun.
Tak kan selamanya tanganku mendekapmu…
Tak kan selamanya raga ini menjagamu…
Seperti alunan detak jantungku..
Tak bertahan melawan waktu…
Dan semua keindahan yang memudar..
Keheningan membawa serta bayangmu. Membawa seluruh waktu yang kita lalui. Pertama mengenalmu adalah sebuah anugerah dari Tuhan yang selalu ku syukuri. Tertawa denganmu adalah hal yang sangat membahagiakan. Membuatmu tersenyum itu adalah hal yang membuatku tenang. Bersamamu dalam kesepian dan tertawa lepas adalah saat yang paling berharga dalam hidupku. Ketika kau temani aku di setiap masalah hidup yang bergelut menghampiriku. Aku bahagia kawan memilikimu.
Pertama-tama yang ku tatap adalah senyummu dan pertama-tama yang kuingat adalah saat kau ulurkan tangan, di lorong SMP 2 Boja tercinta. Pelan kau sebutkan namamu. “Meyta.” “Rara.” Singkat. Dan aku mengerti kamu canggung, sama halnya denganku. Kusebutkan namaku tak kalah pelan “Sila.” Semua kisah kita mulai dari sana dan pelan tapi pasti semua kisah kita teruai.
Kita menyusuri liku-liku kehidupan bersama-sama. Kita seolah kesatuan yang tak terpisah oleh ruang dan waktu. Perbedaan lebur menjadi hal yang istimewa dan memberikan warna bagi perjalanan yang kita tempuh. Mengisi liku-likunya dan kadang kala kita terhempas bersama-sama dalam sebuah keterasingan. Semua terlewati begitu cepat. Hujan panas mendung apaun kita lewati bersama kawan. Kita menyusuri setiap pelajaran yang membosankan dari guru-guru bersama-sama. Kita menyelesaikan masalah bersama-sama.
Masih selalu membekas jelas di benakku ketika kau menangis memelukku, menumpahkan segala keluh kesahmu. Ketika kau setiap pagi menyongsongku untuk menuntut ilmu bersama. Masih ingatkah kau kawan… ketika kita basah kuyup karena hujan berkepanjangan. Ah… aku merindukan setiap detik itu kawan.
Masih membekas jelas ketika kita tanpa jelas memutari alun-alun kota, pergi berjalan-jalan di malam minggu berduaan hanya untuk sekotak susu, hanya untuk sehelai jilbab, ataupun hanya untuk sebuah bross yang tak seberapa berharganya.
Ingatkah kau kawan… ketika aku selalu menangis dan mengatakan aku ingin menyerah dari setiap masalahku, dan kamu selalu bilang… Tuhan punya rencana indah di balik segala cobaan-Nya. Kamu selalu bilang agar aku tak mengeluh. Aku melakukannya kawan. Mungkin tanpa kamu tahu dan tanpa kamu lihat.
Masih membekas jelas pula kawan, ketika aku dalam satu titik kepenatan yang sangat, kamu mengajakku menyusuri malam. Ketika itu pergantian tahun. Pergantian tahun yang kurasa seperti mimpi buruk yang tak jelas. Masih membekas jelas saat aku berada di ujung harapan tentang hidup ini. Ketika aku jatuh dan ingin bangkit. Kamu selalu menjadi tongkat yang membuatku mampu berdiri tegak. Kita sama-sama menyiapkan pundak kita masing-masing untuk saling bersandar.
Tiba-tiba kejadian itu terjadi begitu saja. Aku nggak tahu siapa sebenarnya yang salah… kamu berubah, aku berubah, dan semuanya berubah. Aku kehilangan kamu kawan. Kehilangan senyummu yang ingin kulihat setiap hari. Bukan wajah masammu yang menyakitkan hatiku. Memang. Aku terlihat baik-baik saja. Aku selalu tersenyum dan tegar tanpamu. Berusaha baik-baik saja tanpa hadirmu. Tapi kamu harus tahu bahwa aku sangat kehilangan kisah kita. Aku menyesal kisah kita berakhir tanpa rasa yang tak jelas.
Awalnya kita selalu bersama, bertiga. Tapi entah aku tak mengerti di mana salahku kalian berdua berubah. Aku terpekur sendirian dalam gelak tawaku tanpamu. Sebenarnya aku ingin terus tertawa bersama kalian. Memberikan sedikit oleh-oleh yang sama sekali tak berharga pada kalian. Tapi aku selalu mencoba mengerti bahwa kisah kita telah usai.
Dan pada akhirnya aku bertanya kepadamu, di mana salahku? Kita sama-sama tak tahu. Kamu hanya bilang kalau kamu merindukan aku yang dulu. Ya… aku yang selalu bersamamu. Tapi kawan… sangat menyakitkan apa yang ku dengar saat itu. Saat kamu berpikir aku hanya memanfaatkan kebaikanmu. Ibaratnya aku telah kehilangan satu semangat dalam hidupku. Aku benci kata itu meskipun tak ku dengar langsung dari bibirmu. Aku kecewa. Itu menyakitkan kawan. Aku tak pernah ada sedikitpun niat untuk seperti itu. Tapi entah kenapa kamu berpikir aku sebegitu naif.
Andai saja Tuhan bisa mengatakan, aku benci kamu. Aku benci setiap tatapanmu saat itu. Aku benci harus menyapamu tanpa kamu pedulikan sedikitpun. Kau acuh dengan segala lakuku. Dan saat itu aku sejenak berpikir, aku bisa tanpamu. Dan pada akhirnya kuputuskan untuk mencari kehidupan yang nyaman, menikmati hidupku tanpa mengganggu kehidupanmu. Aku tak pernah ingin mengganggumu lagi. Dan seringnya kuurungkan setiap hasratku untuk menyapamu di setiap pagi datang menjelang. Sekalipun aku selalu ingin menyapamu. Aku takut sapaanku adalah sebuah kesalahan yang tak ku sengaja. Dan aku tak ingin semua yang kulakukan sia-sia. Karena kita telah berbeda.
Dan tiba-tiba saat itu kamu harus kehilangan satu napas yang sangat berarti bagimu. Aku datang memelukmu kawan. Kuteteskan air mataku untukmu. Aku bisa merasakan apa yang kamu rasa kawan. Aku mencoba membuatmu tersenyum meskipun itu sangat berat. Tapi jujur aku tak banyak berharap kita kembali seperti sedia kala. Karena saat itu kita telah berbeda, jauh berbeda. Meskipun entah aku tak tahu apa yang membedakan kita. Mungkin hanya perasaan kita masing-masing yang saling merindu.
Aku lelah untuk selalu positif thinking tentang kalian kawan. Kalian jauh, jauh sekali dari gapaian tanganku dan sangat berubah. Aku seolah tak ada artinya di hadapanmu. Aku seolah kerdil jika terpaksa harus bersama-sama denganmu. Tapi saat itu aku ingin menunaikan kewajibanku sebagai sahabatmu kawan. Sabagai sahabat yang baik kukira. Dan mungkin tak sama seperti yang kamu kira.
Waktu terus bergulir. Aku tahu kamu menemukan orang-orang baru yang sangat klop denganmu. Sementara aku rasanya bukan siapa-siapa lagi. Aku tak tahu kamu pernah berpikir hal yang sama denganku atau tidak. Aku pun juga semakin lama semakin tak peduli dengan semua yang terjadi. Kawan… sebenarnya aku kelelahan harus berpura-pura menikmati hidupku tanpamu, tanpa kalian berdua. Aku tak mengerti.
Saat itu kamu “Rara” juga mulai berubah. Sangat berubah. Kamu tak peduli dengan sapaanku setiap malam. Aku tak tahu salahku ada di mana. Dan entah yang kesekian kalinya aku kebingungan mencari kesalahanku sendiri. Aku lelah dengan sikapmu.
Dan hari itu kita bertemu pada satu ruang yang sama. Kita bertiga menangis bersama-sama. Kita meraung-raung berpelukan. Itu hal yang sangat membahagiakan dan mengharukan bagiku kawan. Pelukanmu itu adalah kehangatan yang selalu ku tunggu. Menyusup pelan mengisi kekosongan satu rongga dalam jiwaku. Aku bahagia dalam tangisan itu kawan. Aku ingin merasakannya lagi sekarang. Tapi aku sangat sangat menyadari bahwa semua tak akan pernah sama seperti yang dulu. Dan ada hal yang sangat membahagiakan lagi kawan, saat itu kamu pernah bilang “kamu merindukan saat-saat dulu, ketika kita bersama-sama merangkai cita dan rencana bertiga”. Aku juga sangat merindukannya. Aku ingin mengulangnya sekali saja andaikan ada kesempatan.
Tapi aku tak habis pikir, kenapa seolah-olah aku yang paling bersalah di antara kita bertiga. Seolah aku yang merusak persahabatan kita. Padahal aku tak sadar, di mana titik kesalahan itu. Aku mencarinya, tapi aku tak pernah menemukan. Dan kalian berdua tertawa bahagia bersama. Aku cukup senang melihat senyum kalian, meskipun jujur di hatiku sangat sakit. Aku ingin merasakan lagi. Aku iri. Aku benci.
Dan tibalah saat terakhir kita berada pada satu atap yang sama. Hari itu kamu mengucapkan tetap sebagai sahabatku. Dan kau “Rara” mengatakan jika ada yang ingin kamu sampaikan kepadaku. Entah aku tak tahu itu apa. Macam apa. Kata-kata apa. Aku terlalu bodoh mungkin jika hingga kini tetap tak menyadari letak kesalahanku. Dan sadarkahku kawan… hingga saat ini, detik ini masih ada pertanyaan yang tersisa dalam benakku. Aku masih menunggu apa yang ingin kamu sampaikan. Meskipun mungkin kini aku benar-benar bukan apa-apamu lagi. Aku masih merindukan kamu menyapaku. Tapi itu hanya sebuah kesalahan dalam setiap imajiku.
Kawan… apa kalian tak pernah merindukanku?
Apa kalian tak pernah menyisakan sedikit saja ruang di hidupmu untuk mengenang kisah kita?
Apa kalian tak pernah merasakan hal yang sama denganku?
Apa kalian tak pernah menganggapku ada dalam duniamu saat ini?
Aku lelah kawan… aku lelah…
Aku lelah mengingat setiap senyum dan tawa kita.
Aku ingin menguburnya dalam-dalam kawan. Aku ingin move on dengan perasaan ini.
Tapi ternyata tak mudah… Aku tak bisa melakukannya, entah sampai kapan.
Kawan, aku masih menyisakan harapan di hatiku. Aku berharap kamu masih menyimpan kenangan kita. Kenangan yang tak begitu banyak dan tak sempurna. Masih sakit kawan, ketika melihat kamu tersenyum di mana pun. Bukan karena apa-apa, hanya karena aku ingin kita tersenyum bersama. Itu saja kawan. Sangat sederhana bukan? Dan aku pun ingin saat kita tua nanti, ketika bertemu. Kalian berkata “Dia sahabatku dulu, ketika menuntut ilmu di bangku SMP yang sangat gila”, harapan itu nggak akan pernah hilang kawan, meskipun aku telah letih untuk berharap itu semua.
Di sini hanya ada sititik doa, semoga hidup kita selalu dalam lindungan-Nya. Semoga kita diberikan masa depan yang cerah. Masa tua yang bahagia dengan cinta yang sempurna. Dan aku menginginkan satu hal sederhana satu lagi kawan saat ini. Aku ingin merasakan bahagia saat menerima undangan pernikahan kalian. Aku ingin datang dan mengucapkan selamat menempuh hidup baru dengan orang pilihanmu, dengan jodohmu.
Aku menulis ini dengan air mata yang teruai. Ya. Aku memang lebay atau alay, atau apalah. Tapi inilah hatiku. Inilah hakku. Aku benci harus sering bermimpi bersama kalian. Aku ingin move on. Aku ingin menikmati hidupku sekarang. Dan tahukah kamu Meyta… aku sekarang bertemu seseorang. Seorang sahabat yang begitu dekat denganku. Rasanya aku hanya mengulang kisah kita saja. Kenal, dekat, akrab, saling curhat, dan ke mana-mana bersama-sama. Tapi aku rasanya lebih siap dan harus lebih berhati-hati untuk mengenalnya. Aku takut disebut parasit. Aku benci kawan. Aku tak ingin mengulang rasa sakit yang sama seperti saat itu.
Aku ingin lebih dewasa kawan. Aku ingin membawa langkahku ke depan yang lebih baik. Aku tak akan pernah melupakan semua kebaikan kalian. Tak akan pernah kawan. Sampai tua nanti aku akan tetap menyebut kalian sahabatku. Mengenalkan pada anak-anaku. Seperti halnya ibuku mengenang sahabat-sahabatnya dan bercerita padaku kawan. Jujur ada rasa sakit yang kurasa saat melihatmu tersenyum di facebook atau apalah. Entah aku tak tahu kenapa. Dan buruknya semua itu harus terbawa ke dalam mimpi-mimpiku, menjadi bunga tidurku. Mungkin hanya karena aku merindukan kalian, itu saja. Tapi aku mulai berpikir lagi kawan. Berharap kita akan mengulang saat-saat tertawa dan tersenyum bersama adalah sebuah harapan bodoh yang telah kubiarkan terlahir di imajiku.
(SELESAI)




di kutip dari "http://cerpenmu.com/cerpen-persahabatan/sahabat-7.html "

Android Kitkat


  1. Beautiful & Immersive

    A more polished design, improved performance, and new features.
    some text some text

    Just say “Ok Google”

    You don’t need to touch the screen to get things done. When on your home screen* or in Google Now, just say “Ok Google” to launch voice search, send a text, get directions or even play a song.

    A work of art

    While listening to music on your device, or while projecting movies to Chromecast, you’ll see beautiful full-screen album and movie art when your device is locked. You can play, pause, or seek to a specific moment.
    some text
    some text

    Immerse yourself

    The book you're reading, the game you're playing, or the movie you're watching — now all of these take center stage with the new immersive mode, which automatically hides everything except what you really want to see. Just swipe the edge of the screen to bring back your status bar and navigation buttons.

    Faster multitasking

    Android 4.4 takes system performance to an all-time high by optimizing memory and improving your touchscreen so that it responds faster and more accurately than ever before. This means that you can listen to music while browsing the web, or race down the highway with the latest hit game, all without a hitch.
    some text

    Smart & Simple

    Google smarts improve every corner of the Android experience.
    some text

    The future is calling

    The new phone app automatically prioritizes your contacts based on the people you talk to the most. You can also search for nearby places and businesses, your contacts, or people in your Google Apps domain.

    A smarter caller ID

    Whenever you get a call from a phone number not in your contacts, your phone will look for matches from businesses with a local listing on Google Maps. Learn more about caller ID by Google
    some text
    some text

    All your messages in the same place

    Never miss a message, no matter how your friend sends it. With the new Hangouts app, all of your SMS and MMS messages are together in the same app, alongside your other conversations and video calls. And with the new Hangouts, you can even share your location and send animated GIFs.

    Emoji everywhere

    Sometimes words can’t express how you feel. For that, there’s Emoji, the colorful Japanese characters, now available on Google Keyboard.
    some text

    Grab & Go

    New features help you get things done while you’re on the move.
    some text

    Print wherever, whenever

    Now you can print photos, documents, and web pages from your phone or tablet. You can print to any printer connected to Google Cloud Print, to HP ePrint printers, and to other printers that have apps in the Google Play Store.

    Pick a file, any file

    From apps like Quickoffice, you can open and save files on Google Drive, other cloud storage services, or your device. And with quick access to recently used files, it's easier than ever to send the file you were just working on.
    some text
    some text

    Your office, anywhere

    Create and edit documents, spreadsheets and presentations from your phone or tablet with the newly redesigned Quickoffice

    Even more features

    For those of you looking to go deeper, here's an exhaustive list of all the updates found in Android 4.4, KitKat.
    Check them out
    some text
    Bluetooth MAP support
    Android now supports the Message Access Profile (MAP) so Bluetooth-enabled cars can exchange messages with your devices.
    Chromecast support
    With your Android device and a Chromecast, you can enjoy your favorite online entertainment, from Netflix, YouTube, Hulu Plus, and Google Play on your HDTV.
    Chrome web view
    Applications that embed web content now use Chrome to render web components accurately and quickly.
    Closed captioning
    Android now supports closed captioning and subtitles. To turn on closed captioning, go to Settings > Accessibility and turn on Captions.
    Device management built-in
    If you ever lose your device, you can find or wipe it with the Android Device Manager
    Downloads app redesign
    The Downloads app has been redesigned, giving you new sorting options and list and grid views for all the files you’ve downloaded.
    Easy home screen switching
    If you love to customize your device and have installed one or more home screen replacements, you can switch between them easily in Settings > Home.
    Email app refresh
    The redesigned Email app has a fresh new look with nested folders, contact photos and better navigation.
    Full-screen wallpapers with preview
    Your wallpaper now extends through the notification tray and system buttons. And when you change your wallpaper, you can preview just how it will look before you set it.*
    HDR+ photography
    HDR+ mode on Nexus 5 automatically snaps a rapid burst of photos and combines them to give you the best possible single shot. Daytime pictures are vivid with clean shadows, and nighttime photos are sharp with less noise.*
    Infrared blasting
    On devices with an infrared (IR) blaster, Android now supports applications for remote control of TVs and other nearby devices.
    Location in Quick Settings
    Access your location settings from anywhere with a new tile in Quick Settings.
    Location modes and monitoring
    If you want to conserve battery, go to Settings > Location to switch between high accuracy and battery-saving location modes. There’s no need to toggle GPS, Wi-Fi, and mobile network settings. And to see which apps have recently requested your location, go to Settings > Location.
    Low-power audio playback
    Android 4.4 on Nexus 5 lets you listen to music for longer - up to 60 hours of audio playback.*
    Music and movie-seeking from lock screen
    Jump to a specific part of a song or video from your lock screen. Just long press on the play or pause button and then select the point you want.
    Secure app sandboxes
    Application sandboxes have been hardened with Security-Enhanced Linux.
    Step counting built-in
    When you use fitness apps like Moves on Nexus 5, the phone acts as a pedometer to count steps. Android 4.4 and updated hardware make this a more battery-friendly way to measure your activity.
    Tap to pay, built a new way
    Android 4.4 introduces a new, open architecture for NFC payments that works with any mobile carrier, and lets apps manage your payment information in the cloud or on your device. Now you can tap to pay with Google Wallet or other apps at more than a million stores.
    Touchscreen improvements
    Improved software and Nexus 5’s new hardware mean Android responds to your touch faster and more accurately than ever before.*




    Di kutip dari "http://www.android.com/versions/kit-kat-4-4/"

Kelas IX D SMPN 2 BOJA

NAMA KELOMPOK IX D SMP N 2 BOJA :

  1. Bogi Surya Rendyana
  2. Dina Ismawati
  3. Ega Puspa Sari
  4.  Ervan Aprilianto
  5. Ikhtiar Dwi Laksono
  6. Muhammad Wahyu Rifai